20110406

SUKU TERNATE

      Suku Ternate dengan populasi 50.000 jiwa bertempat tinggal di
Pulau Ternate. Pulau ini termasuk di dalam wilayah Kabupaten Maluku
Utara, propinsi Maluku dengan ibukotanya Ternate. Selain berdiam di
pulau asalnya, orang Ternate juga berdiam di daerah lain, misalnya di
pulau Bacan dan pulau Obi yang termasuk wilayah kabupaten Halmahera
Tengah, serta wilayah lain di dalam dan di luar Propinsi Maluku.

      Orang Ternate mempunyai bahasa sendiri, yaitu bahasa Ternate.
Para ahli berpendapat bahwa bahasa ini termasuk dalam rumpun bahasa
Halmahera Utara, yang merupakan kelompok bahasa non-Austronesia.

       Mata pencaharian orang Ternate bertani dan nelayan. Dalam bidang
pertanian mereka menanam padi, sayur mayur, kacang-kacangan, ubi kayu,
dan ubi jalar. Tanaman keras yang mereka usahakan adalah cengkeh,
kelapa dan pala. Cengkeh merupakan tanaman rempah-rempah yang sudah
mempunyai sejarah panjang di Ternate. Cengkeh merupakan daya tarik
yang mengundang kedatangan bangsa Eropa ke daerah ini. Selain itu,
orang-orang Ternate juga dikenal sebagai pelaut-pelaut yang ulung.

      Pemukiman penduduk umumnya membentang di sepanjang garis pantai.
Rumah-rumah mereka dibangun di sepanjang jalan-jalan dan sejajar
dengan garis pantai di daerah perkotaan. Struktur bangunannya beraneka
ragam sesuai dengan gaya para pendatang dari luar Halmahera di
perdesaan. Di pedesaan, rumah-rumah penduduk terbuat dari rumput
ilalang.

      Sebelum agama Islam masuk ke P. Ternate, suku ini terbagi dalam
kelompok-kelompok masyarakat. Masing-masing kelompok kerabat suku
Ternate dipimpin oleh mamole. Seiring dengan masuknya Islam. mamole
ini bergabung menjadi satu konfederasi yang dipimpin oleh kolano.
Kemudian, setelah Islam menjadi lebih mantap, struktur kepemimpinan
kolano berubah menjadi kesultanan. Dalam struktur kolano, ikatan
genealogis dan teritorial berperan sebagai faktor pemersatu, sedangkan
dalam kesultanan agama Islamlah yang menjadi faktor pemersatu. Dalam
struktur kesultanan, selain lembaga tradisional yang sudah ada,
dibentuk pula lembaga keagamaan. Kesultanan Ternate masih ada sampai
saat ini meskipun hanya dalam arti simbolik. Namun belakangan ini
kesultanan Ternate tampak bangkit kembali.

      Umumnya orang Ternate beragama Islam. Di masa lalu kesultanan
merupakan salah satu pusat penyebaran agama Islam di wilayah Indonesia
bagian Timur. Saat ini diketahui ada 20 orang Ternate yang telah
percaya kepada Kabar baik. Belum ada Alkitab, literatur Kristen, film
Yesus yang tersedia dalam bahasa mereka.

      Saat ini masyarakat Ternate membutuhkan bantuan penanam modal
untuk menggali dan mengelola hasil-hasil kekayaan alam daerah ini yang
berlimpah. Bidang kehutanan, kelautan dan pertanian merupakan tiga
bidang utama bagi orang Ternate. Selama ini, dari tiga kekuatan utama
tersebut, hanya sektor kehutanan yang telah digarap besar-besaran.
Daerah Ternate juga memiliki kekayaan wisata alam dan wisata budaya
seperti bangunan bekas benteng Portugis, istana Kesultanan Ternate,
dan lain-lain. Hal ini menjadi sektor pariwisata sangat potensial
untuk dikembangkan, baik melalui pembangunan sarana transportasi
maupun akomodasi yang memadai.


POKOK-POKOK DOA

* Berdoa untuk perlindungan bagi 20 orang percaya dari suku ini.
   Doakan agar iman mereka tidak menjadi lemah di tengah situasi tidak
   aman yang mengatasnamakan agama yang sedang melanda daerah ini.
   Berdoa supaya mereka memiliki kerinduan dan upaya untuk menjadi
   saksi Kristus bagi saudara-saudara mereka.

* Berdoa agar terjadi terobosan rohani dalam semua kepercayaan yang
   menutup telinga rohani mereka dari kebenaran. Mohon kuasa Tuhan
   Yesus mencelikkan mata rohani mereka sehingga mereka dapat melihat
   kebenaran tentang Isa/Yesus dalam Al Qur'an dan percaya Tuhan Yesus.

* Berdoa bagi upaya-upaya pelayanan kontekstual yang berpotensi untuk
   meningkatkan taraf hidup masyarakat suku Ternate.

* Berdoa bagi para pemimpin dan tokoh masyarakat agar memiliki hati
   yang takut akan Tuhan dan bersedia mengupayakan keamanan dan
   kedamaian sehingga terjadi pemulihan antara masyarakat yang
   berlainan kepercayaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar